IKHLAS MENGUNDANG KEMUDAHAN HIDUP
Jika Ikhlas Sudah Menjadi kebiasaan, jangan
heran kalau hidup menjadi penuh kedamaian, kasih sayang, juga kemudahan dan berbagai keajaiban.
Oleh Wahyu hidayat :: Readers Digest Indonesia
Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal
di sebuah kompleks perumahan di Jakarta
merelakan dan mengikhlaskan perasaanya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya
telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buahh mobil dan
semuanya baru!
Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah
di Depok, Jawa Barat, yang disantroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan.
Para pencuri tidak mengambil satupun barang
yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!
Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan
dua kali surat
peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar
Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban
pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke
perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi
berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan
sekolah ke S2!
Ketiga kisah
tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami
orang-orang yang telah menerapkan ’i|mu’ ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang
sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu
kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa
masalah dengan melontarkan kalimat, “Sudah|ah, ikhlaskan saja .... ”
Kalau mau digali,
sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi
kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut,
maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita," kata Erbe Sentanu, pendiri
Katahati Institute, lembaga pengembangan diri di Jakarta. Dan kalau Tuhan
memberikan solusi, kata Erbe, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga,
atau dengan kata Iain, ajaib. Inilah yang terjadi dalam ketiga c0nt0h kasus di
awal tulisan ini.
Erbe menegaskan,
jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang
Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi,“Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya." (QS. 65:2-4)
Ikhlas sendiri,
bagi Erbe, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan
kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti
saat kita mau menumpang pesawat terbang karena kita yakin bahwa sang pilot
(yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan.
Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan
tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin
banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar