24 Sandro ‘Bertarung’ di Malam 1 Muharram
SUMBAWA BESAR, SR (07/10/2015)
Taman Pahlawan Sumbawa Besar di malam 1 Muharram, 13 Oktober 2015, bakal mencekam. Sebab pada malam yang dianggap kramat oleh sebagian orang tersebut akan menjadi ajang ‘pertarungan’ 24 sandro (dukun) yang berasal dari 24 kecamatan. Sejumlah sandro ini akan menunjukkan kesaktiannya dalam meracik minyak yang mampu mengobati segala macam penyakit mulai dari menangkal sihir, penglaris, perekat jodoh, patah tulang, hingga kejantanan pria dan kebetinaan wanita. Pertarungan ini sengaja digelar Pemda Sumbawa melalui Bagian Pemerintahan karena sudah menjadi agenda rutin tahunan dalam memperingati Hari 1 Muharram. Pertarungan ini dikemas dalam Festival Melala 2015.
Kabag Pemerintahan Setda Sumbawa, Sahabuddin S.Sos M.Si yang dikonfirmasi SAMAWAREA, kemarin, mengatakan, Festival Melala 2015 ini mengulang sukses festival yang sama tahun sebelumnya. Acaranya hampir sama yang diawali dengan Tasyakuran dari ba’da isya hingga pukul 22.00 Wita dengan penceramah Dr KH Masnun Thohir—Wakil Rektor IAIN Mataram, dilanjutkan dengan melala (meracik minyak) yang dilakukan para sandro dari 24 kecamatan hingga menjelang subuh. Festival Melala ini sudah dilaksanakan sejak Tahun 2013 dan Tahun 2015 ini adalah yang ketiga kalinya. Untuk tahun ini, sandro yang diutus kecamatan sebagiannya berbeda dengan sandro yang diutus tahun sebelumnya. Dan antara kecamatan satu dengan lainnya membawa keunggulan-keunggulan yang berbeda. Sebab hakekat dari Festival Melala ini untuk membangkitkan semua potensi yang dimiliki sandro yang bisa menjadi ikon dari kecamatan yang diwakilinya. “Ini salah satu kekayaan budaya yang beragam dimiliki daerah tercinta ini, Samawa Tana Intan Bulaeng,” cetusnya.
Ia optimis kegiatan ini akan disambut antusias oleh masyarakat dan Taman Pahlawan yang dijadikan lokasi ajang melala ini bakal membludak. Masyarakat yang datang bukan hanya sekedar menonton tapi juga memburu minyak-minyak tersebut yang biasanya setelah dibuat, para sandro membagikannya secara gratis, ada pula yang menjualnya dengan harga yang cukup murah. “Kami akan menyiapkan 24 terop untuk masing-masing sandro dari 24 kecamatan, agar mereka bisa konsen dalam meracik minyak ciptaannya,” pungkas Sahabuddin. (JEN/SR)